Sabtu, 24 November 2012


Seandainya Aku Bisa Terbang

Furqan – Senin, 27 Zulhijjah 1433 H / 12 November 2012 10:37 WIB
Teman, Aku ingin bercerita. Di salah satu dahan pohon yang rindang, terdapat sebuah sarang dimana hidup sepasang burung bersama seekor anak mereka yang baru menetas dari telur beberapa hari lalu. Sepasang Ayah dan Ibu burung itu nampak berbahagia sekali dengan kehadiran si burung kecil. Setiap pagi, sang ayah pergi mencari cacing untuk makan si burung kecil. Setiap hari, sang ibu menemani si burung kecil di sarang, menghangatkan tubuhnya dan melindunginya dari dinginnya desir angin yang kencang. Si burung kecil pun merasa nyaman dalam dekapan ibunya. Kalau perut terasa lapar, ia tinggal mencicit saja, semua dapat diperolehnya dengan mudah.
Hari berganti hari, tak terasa si burung kecil pun mulai bertambah usianya. Bulu-bulu di sekujur tubuhnya mulai tumbuh, si burung kecil sudah punya sepasang sayap mungil. Lalu, sang ayah berkata padanya : “Nak, kini sudah saatnya engkau belajar terbang, mengepakkan sayap yang telah Tuhan berikan padamu… Ayah dan Ibu akan mengajarimu terbang”.
Tetapi si burung kecil nampak ketakutan, dia merasa belum mampu untuk terbang dengan sayapnya sendiri. Beberapa pertanyaan berkecamuk dalam pikirannya. Bagaimana nanti kalau sepasang sayapku ternyata tak bisa dikepakkan? Aku takut jatuh dari ketinggian. Bagaimana nanti kalau aku lapar? Aku harus mencari makanan kemana? Bagaimana…? Si burung kecil pun berkata pada Ayah-Ibunya: “Ayah, Ibu, aku ingin tetap tinggal disarang saja, aku tak mau terbang sendiri, aku takut…”, ucap si burung kecil lirih.
Lalu, sang Ayah burung mendekap tubuh si burung kecil dengan penuh kasih sayang, seraya berkata, “Nak, hilangkan semua kekhawatiran dan ketakutan yang menghantui benakmu itu. Engkau mempunyai sayap untuk terbang kemanapun engkau ingin pergi. Lihatlah dunia di luar sana Anakku, engkau akan bertemu dengan burung-burung lain, engkau akan menjumpai banyak pengalaman hidup yang akan memperkaya dirimu. Jangan pernah engkau risaukan tentang makanan, karena Tuhan telah menyediakan semuanya di alam sana, asalkan engkau mau berusaha menjemputnya Nak”.
Si burung kecil mendengarkan nasehat Ayahnya dengan sungguh-sungguh, dia termenung sesaat, kemudian dengan semangat dia berkata, “Iya Ayah, aku akan belajar terbang sekarang, aku tidak akan takut.” Lalu, si burung kecil mulai mencoba mengepakkan sayapnya perlahan… agak cepat… semakin cepat… dan kemudian… “Aku bisa terbang!”, teriak si burung kecil gembira. Ayah dan ibunya tersenyum bahagia menyaksikan usaha anaknya.
Kini, siburung kecil itu sudah menjelma menjadi seekor burung besar yang gagah. Ia sudah bisa mencari makan sendiri, ia sudah menjalani banyak perjalanan hidup yang menjadikannya mandiri seperti sekarang, bahkan ia sudah menemukan seekor burung betina cantik menjadi pasangannya. Si burung itu bergumam, “semua ini tidak akan aku dapatkan seandainya aku tak mau belajar terbang”
Teman,
Dahulu, kita adalah burung-burung kecil itu, yang sangat bergantung pada ayah dan ibu kita. Namun Teman, mari lihatlah dengan seksama diri kita di cermin saat ini. Kita bukan lagi anak kecil yang masih harus selalu di ‘suapi’ oleh ayah dan ibu seperti dahulu, kita bukan lagi bocah kecil yang harus berdiam diri keenakan menanti ‘subsidi’ rutin setiap bulan masuk ke rekening tabungan kita dari Ayah dan Ibu.
Cobalah Teman, perhatikan sekali lagi sosok pada cermin di hadapanmu itu. Ya Tuhan, ternyata kita sudah dewasa, tak terasa usia sudah merangkak ke angka 24 tahun lebih. Tapi, mengapa diri ini tak ubahnya seperti si burung kecil tadi yang masih ingin terus berdiam di sarang, karena tak mau susah memikirkan harus mencari makan.
Teman, mari sejenak kita layangkan ingatan kita pada Rasulullah SAW yang sudah mandiri sedari Beliau kecil. Malu sekali rasanya diri ini, malu pada kedua orangtua, terlebih lagi malu kepada-Mu Ya Rabb. Teman, Kemanakah perginya taujih Imam Syahid Hasan Al Banna, bahwa salah satu karakter (muwashoffat) seorang kader da’wah adalah Qodiirun ‘alal kasbi (mampu mencari nafkah sendiri alias mandiri). Apakah hanya menjadi baris-baris kalimat tak bermakna dalam catatan agenda kita? Semoga tidak.
Teman, Apakah kita tak memperhatikan kedua orangtua kita yang sudah mulai lanjut usia, lihatlah kerutan yang mulai menghiasai wajah mereka, lihatlah tenaga mereka sudah tak sekuat dulu lagi. Lalu, Apakah begini bakti kita terhadap mereka? Kita masih ‘tega’ membiarkan mereka membanting tulang untuk membiayai kuliah dan kebutuhan kita sehari-hari. Teman, padahal sudah saatnya kita menunjukkan pada mereka bahwa kita sudah bisa mandiri seperti si burung kecil tadi.
Teman, mari kepakkan ‘sayap’ mu sekarang juga. Jangan takut dengan kencangnya angin di luar sana, jangan takut dengan ganasnya kehidupan disana. Karena itu akan membawa kita pada sebuah kedewasaan diri akan hakikat hidup sesungguhnya.
“Berapa lamakah kau kan tetap menggelepar menggantung di sayap orang. Kembangkan sayapmu sendiri dan terbanglah lepas seraya menghirup udaraBebas di taman luas”. (Muh Iqbal)
Eka Satriana, eramuslim-mediaislami

Jumat, 16 November 2012

Dia Dia Dia dan Komik Serial Cantik

Membaca komik Serial Cantik selalu jadi hal favorit saya,,, bisa tertawa karena adegan 

konyolnya, bisa juga sedih nangis bombay terharu ( ehhh tapi tidak semua orang lhoo bisa

 menikmati membaca komik, hiihihi ), rasa penasaran membuka di setiap halaman berikutnya,

 rasa deg degan rasa suka rasa bahagia rasa cinta uhhhhhh selalu hal ini yang membawa 

perasaan saya mengingat suami saya mengingat awal pernikahan bersamanya,,, uhmmmm 

hampir di setiap rasa,,, rasa cemas menanti dia pulang kerja, perjuangan menyiapkan sarapan 

untuknya, rasa bahagia mendengar kedatangan suara sepeda motornya, dan rasa degdegan 

membuka pintu untuknya demi melihat senyumannya dan suara lembutnya..... serasa pipi saya

 merah semua tersipu malu melihat dia.... ( Tuhannn ,,, rindu sangat kehadirannya ).

Teh hangat kesukaan dia pun sudah tersiapkan,,, dan selalu tak pernah dia lupa mengucapkan

 terimakasih dengan senyum khasnya dan ekspresi wajahnya,,, dan semua itu bagi saya 

sungguh suatu kebanggaan dan penghargaan besar ,, apapun dan bagaimanapun 

sepertiapapun yang saya hidangkan untuknya dia selalu memujinya dan waaaaa dengan 

ekspresi bahagia,, Tuhannnn,, terimakasih memberikan hadiah terindah seseorang yang

 begitu baik dan sabarnya untuk mendampingi melengkapi hidup saya,, Doa saya untuknya 

jaga dan lindungi dia,, kutitipkan dia kepada Engkau,,, bahagiaku bersamanya,, 

Salam kasih dan hormat untukmu imamku suamiku Thoat Ibnu Subagyo,, :) 

Love U

21.18 161112


Selasa, 06 November 2012

Taman Pelangi

Wisata baru di Yogyakarta, terletak di Monumen jogja Kembali(Monjali) dahulunya bernama Taman lampion Monjali.
Taman Pelangi Buka 
Hari Senin- Kamis dari Pukul 17.00 s/d 22.00 
Hari Jum'at - Minggu dari Pukul 17.00 s/d 23.00 


Read more: http://www.tamanpelangijogja.com/harga.html#ixzz2BUewUb

Harga yang dipatok adalah 10.000 untuk hari senin-kamis, dan 15.000 untuk sabtu minggu dan tanggal merah.
Wahana Permainan juga cukup lengkap disini, dan jika ingin bermain itu berarti anda harus membeli tiket tersendiri, mulai dai 10.000 hingga 20.000, ada becak mini, sepeda, perahu, otopet, kereta (semuanya menggunakan lampu-lampu warna warni), ATV, battery car, bola air, dan yang terbaru adalah Puri hantu,, woww dari agak jauh pun sudah terdengar suara seramnya, belum lagi terpasang pernak pernik gambar seram hiiiiii,,, silahkan yang ingin uji nyali disiniiiii....:) boleh dicoba.
Menawarkan free wifi, live band acoustic juga kuliner (meskipun belum terlalu lengkap),, jagung bakar, angkringan, sosis bakar, bakso, bakmi, nasi goreng, ada beberapa tenant disini.

Nah,, memang yang paling menarik yaa Lampion nya itu,, begitu kita masuk kitapun akan senang melihat begitu banyak macam  bentuk lampion, ada bunga, berbagai hewan, juga kartun kartun yang familiar sering muncul di televisi. Menyenangkan untuk anda yang membawa putra putrinya, selain bemain refreshing, di sini juga ada edukasinya, dengan mengenalkan berbagai bentuk lampion tersebut,, Semoga akan semakin banyak penambahan lampion lampion di tempat ini, hingga Monjali makin gemerlap di malam hari.











Yogyakarta, 15 september 2012.

Pantai Pantai di Wonosari

Mendengar kata Wonosari, Gunung Kidul tentu yang pertamakali terbesit di pikiran adalah daerah terpencil yang kekeringan,, padahal kenyataannya di daerah ini menyimpan begitu banyak keindahan alam yang menggoda, salahsatunya Pantai..... yahhh Wonosari kini makin banyak mengenalkan pantai pantainya, sayang publikasi untuk pantai di wonosari masih minim belum seterkenal daerah bantul pantai Parangtritis.
Mungkin karena memang lokasi yang harus ditempuh, perjalanan jauh sekitar 2jam dari kota Yogyakarta, tapi semua lelah akan hilang begitu melihat keindahan pantai disana, dimana pasirnya masih putih dan bersih dari sampah. 
Baron, Krakal, Kukup, Sepanjang, Poktunggal, Pulangsawal, Sundak, Sadranan, Siung, Ngobaran, Ngrenehan, Watuendok, Drini, Sadeng, Wediombo, Njogan, Timang, Ngandong, 

Inilah beberapa pantai yang saya sukai
1. Pantai Sundak,
 Pantai yang terletak di desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, sekitar 1 km ke arah Timur dari pantai Krakal. Panorama alam hijau menyatu dengan suasana desa pantai yang nyaman. Pantai ini sesuai untuk tempat bersantai dan biasa digunakan sebagai lokasi perkemahan oleh wisatawan remaja.



    2. Pantai Sepanjang, 

    Pantai Sepanjang ini adalah rangkaian dari Pantai Baron, letaknya di Desa Kemandang, Kecamatan Tanjungsari. Hamparan pantainya yang berpasir putih cocok sebagai kawasan wisata eksklusif, sangat ideal untuk berjemur menikmati hangatnya sinar mentari. Pantai ini pada waktu tertentu dijadikan tempat pendaratan penyu laut untuk bertelur. Disini juga sudah ada banyak warung yang langsung menghadap dekat dengan pantai.



    3. Pantai Pulangsawal 
    atau yang lebih dikenal dengan Pantai Indrayanti,, indrayanti sendiri merupakan nama cafe di pantai ini, Pantai Indrayanti merupakan pantai yang jarak tempuhnya sekitar 2 jam dari pusat kota Yogyakarta. Perjalanan jauh langsung terbayar ketika bertemu keindahan yang ditampilkan pantai ini. Hamparan pasir putih dan bersih tak kalah dengan pantai-pantai di Bali. Fasilitas yang ditawarkan yaitu penginapan, gazebo, dan pondok panggung. Selain itu juga terdapat menu makanan, diantaranya ayam goreng/bakar, ikan dan es kelapa muda sebagai minuman penyegar dahaga.

     
    4. Pantai Ngobaran

    Berjarak 35km ke arah selatan kota Gunungkidul atau 65km dari jantung kota Yogyakarta Pantai Ngobaran ternyata kaya pesona budaya , ada pura, masjid yang menghadap ke selatan. Sungguh anda akan berdecak kagum melihat tempat ini, bagaikan berada di Bali dengan eksotisme patung patung dan puranya,, ada juga joglo tempat sembahyangan,, dan masjidnya berukuran kecil dengan lantai pasir,, 

    Dan jika ingin bermain di pantainya, itu berarti anda harus menuruni bebatuan terjal dahulu,,,


    Sekian cerita liburan pantai dari saya,,, masih belum lengkap,, tapi suatu pengalaman tersendiri yang sangat indah ketika sampai di tempat ini dan menikmati mahakarya ciptaan Tuhan Yang Maha Esa,, benar benar Tuhan Maha Kaya :) ,, bersyukur mendapatkan kesempatan menkmatinya,,, 

                                                         Have a great holiday frensss :))

      Senin, 29 Oktober 2012

      Bukit Bintang

      Bukit Bintang, Gunung Kidul atau yang juga dikenal dengan nama Bukit HargoDumilah adalah sebuah kawasan wisata perbukitan yang terletak sekitar 20 km sebelah timur kota Yogyakarta, apabila anda melewati wilayah ini, mata anda niscaya akan terpukau oleh pemandangan yang teramat mempesona dan menakjubkan. Anda akan bisa memandang kota Yogyakarta dari berbagai penjuru, sungguh terlihat begitu luas dan menghijau apalagi jika malam hari maka terlihat banyak kelap kelip yang berasal dari lampu,, mungkin karena itulah juga hingga dinamakan bukit Bintang,,:)

      Itulah sebabnya saya ingin mengunjungi tempat ini,,, dan dipilihlah honeymoon bersama suami kesini, mungkin bisa dibilang dadakan, karena pulang kerja kamipun langsung kesini, naik motor pula (((hihihi nekat :P)))
      Tanpa reservasi kamar dulu kami langsung menuju 

      BUKIT INDAH RESTORAN & HOTEL

      Alamat: Jl. Jogja - Wonosari km 15, Yogyakarta, Indonesia

      Phone: (0274) 749 4155, 085 6286 5692

      Koordinat GPS: S7°50'40.1" E110°28'49.3" (lihat peta)
      KamarHargaDeskripsi
      Standard RoomRp. 250.000
      Standard Room TwinRp. 300.000
      Deluxe RoomRp. 350.000
      Superior Room 1Rp. 400.000
      Superior Room 2Rp. 450.000
      Family RoomRp. 600.000
      Subhanallah, sejauh mata memandang semua serasa berwarna hijau dan sejuk,,  Bukit Indah Restoran & Hotel menawarkan pemandangan lepas kota Jogja di ketinggian 140m.
      Sore itupun kami menikmati senja di Restoran sambil menikmati secangkir teh dan kopi,, damai sekali rasanyaa :)

      Candle light dinner di restoran ini akan terasa semakin romantis dengan kelap kelip lampu kota dari kejauhan yang tampak bagai sejuta lilin. HMmmm,, jadi ingat malam itu sebulan pernikahan kami, menikmati dinner dengan menu steamboat,, pas ada live musicnya pulaa,, makasihh my lovely hubby,, 

      @ 26-27 maret 2011 

      Coretan Pertamaku

      Coretan Pertamaku,,, 

      berhasil juga akirnya bikin blog, hihiiihi,, berawal dari googling,,,
      semoga tulisan tulisan saya nantinya bisa bermanfaat,, aminnn,,